Multibooting atau dual boot adalah suatu kondisi dimana dalam satu buah komputer terdapat sistem operasi lebih dari satu sistem operasi. Dalam bidang installasi Linux, istilah dual boot ini sering digunakan untuk menyebutkan sistem operasi Linux yang terinstall berdampingan dengan sistem operasi windows. Walaupun dualboot dapat sangat memungkinkan untuk mendampingkan Linux dengan sistem operasi lain seperti Mac, Solaris, BSD, bahkan sesama Linux sendiri yang berbeda distro, dualboot yang akan dibahas disini adalah dualboot yang berkaitan dengan Linux dan windows. Alasan yang sering menjadikan dasar proses dualboot adalah rasa tidak tega atau tidak ikhlas untuk menghapus sistem operasi yang sebelumnya. Selain itu, juga karena ada beberapa aplikasi yang belum ditemukan penggantinya di sistem operasi Linux, dan menjalankan aplikasi tersebut di sistem operasi windows adalah jalan keluar yang masuk akal untuk kondisi tersebut. Agar sebuah komputer dapat dipasang dua buah sistem operasi, tentunya syarat utama yaitu ukuran space harddisk yang cukup besar sehingga dapat menampung sistem operasi-sistem operasi tersebut dengan nyaman. 10.2. Langkah-lagkah Membuat Multibooting Langkah-langkah ini diasumsikan dilaksanakan dari komputer yang mana sitem operasi windows telah exist didalamnya :
1. Memilih partisi (drive) mana yang ingin disiapkan untuk diletakkan sistem operasi Linux;
2. Backup content ata data yang terdapat di partisi (drive) tersebut;
3. Jika dimungkinkan, dan/atau di Windows terdapat aplikasi pengatur partisi, siapkan dahulu partisi yang akan digunakan di linux. Partisi yang disiapkan adalah: partisi ext3/resiserfs untuk system setidaknya berukuran 5GB hingga 10GB; partisi untuk swap yang ukurannya disesuaikan dengan RAM fisik yang digunakan; partisi ext3/reiserfs untuk home pada sisa partisi yang dibuat. Apabila komputer masih baru dan harddisk masih kosong, langkah-langkah untuk mempersiapkan Multibooting adalah sebagai berikut:
1. Mengatur partisi menjadi primary dan extended. Partisi primary umum akan dibaca sebagai hda1 atau sda1, sedangkan partisi extended akan dibaca mulai dari hda5 atau sda5;
2. Menentukan kebutuhan ukuran dan jenis filesystem untuk hda1, karena partisi ini akan menjadi drive C di windows;
3. Membagi partisi extended menjadi beberapa partisi;
4. Mempartisi extended pertama, (sda5) atur ukuran dan jenis filesystem karena akan digunakan sebagai drive D di windows;
5. Mempartisi extended kedua, (sda6) beri ukuran sekitar 5GB hingga 10GB untuk digunakan sebagai root system dari Linux. Jenis file systemnya dapat digunakan ext3 atau reiserfs;
6. Mempartisi extended ketiga, (sda7) beri ukuran secukupnya dengan RAM fisik, atau bisa juga sekitar 1GB hingga 2GB untuk digunakan sebagai partisi SWAP;
7. Mempartisi extended keempat, (sda8) cukup gunakan saja sisanya untuk digunakan sebagai partisi home;
8. Menginstall windows terlebih dahulu hingga selesai. Abaikan jika windows tidak dapat membaca partisi ext3 atau reiserfs;
9. Menginstall Linux, dan biarkan bootloader mendeteksi secara otomatis sistem operasi windows. Untuk proses instalasinya sama saja seperti instalasi sistem operasi biasa, dan langkah-langkahnya seperti pada bab sebelumnya. Ada salah satu software yang dapat digunakan untuk mengatur konfigurasi multibooting, yang disebut dengan Untuk melakukan modifikasi urutan booting, maka dilakukan pada menu Edit seperti tampilan berikut ini.
Pada sistem multibooting, apabila dilihat menggunakan Windows Explorer.
0 comments:
Post a Comment