Saturday, October 8, 2016

Konfigurasi BIOS dan CMOS

Apakah BIOS?
BIOS merupakan singkatan dari Basic Input Output System. BIOS terdiri dari
kode program yang diperlukan untuk mengatur semua komponen operasi dasar
pada sistem komputer. Dengan kata lain, BIOS berisi software yang diperlukan
untuk menguji hardware saat dinyalakan, me-load sistem operasi, dan
mendukung transfer data antara komponen hardware.
Langkah terakhir konfigurasi komputer yang baru dirakit adalah melakukan setup
BIOS. Caranya adalah dengan masuk ke menu setup BIOS selama proses boot
up dengan mengikuti instruksi pada layar. Misalnya dengan menekan tombol F2.
Gambar dibawah ini menunjukkan sistem yang memasuki setup setelah
menekan F2.
Evolusi BIOS
Standar desain dasar sistem BIOS awalnya dikembangkan oleh IBM Corporation
untuk digunakan pada sistem komputer XT dan AT di awal tahun 1980-an.
Sayangnya, BIOS IBM hanya bekerja untuk hardware IBM. Oleh karena itu,
pabrik lainnya yang membuat “klon” dari sistem tersebut harus mampu menjamin
kompatibilitas komputer dengan standar IBM. Kloning menjadi penting dengan
tujuan untuk menjamin software aplikasi komputer yang dikembangkan untuk
sistem IBM mampu berjalan pada sistem mereka juga. Di akhir tahun 1980-an,
hanya sedikit perusahaan yang berhasil mengembangkan BIOS yang kompatibel
sehingga dapat digunakan oleh perusahaan lainnya. Tiga perusahaan yang
mendominasi pasar BIOS:
 Phoenix Technologies, Ltd. (Phoenix)
 American Megatrends, Inc. (AMI)
 Award Software, Inc. (Award)
Fungsi BIOS
Fungsi BIOS sangat sederhana. BIOS pertama-tama menjalankan program uji
peralatan dasar dan kemudian mencari konfigurasi peralatan tersebut. BIOS
sistem dan informasi yang diperlukan untuk konfigurasi tersebut disimpan dalam
sebuah chip Complementary Metal-Oxide Semiconductor (CMOS). CMOS
adalah chip penyimpanan dengan sumber daya baterai yang terletak pada board
sistem. Chip CMOS memiliki memori yang dapat ditulis ulang sehingga
memungkinkan upgrade BIOS.
Konfigurasi BIOS
Ketika mengeset komputer untuk pertama kali, perlu memulai fungsi CMOS
Configuration Setup. Seperti disebutkan pada bagian yang sebelumnya,
komputer memeriksa CMOS untuk mengetahui apa tipe pilihan yang terinstal
pada sistem. Sistem BIOS memberikan akses atas informasi konfigurasi melalui
fungsi CMOS Setup. Cukup tekan tombol yang tepat, tergantung pada sistem
yang digunakan, selama bagian pembukaan boot untuk melakukan akses atas
BIOS. Umumnya, di awal proses startup, BIOS menempatkan sebuah prompt
pada layar untuk memberi tahu pengguna bahwa fungsi CMOS Setup dapat
diakses dengan menekan tombol khusus, atau kombinasi tombol tertentu. Catat
bahwa tombol-tombol, atau kombinasi tombol, digunakan untuk mengakses
menu setup dapat berbeda antara satu pabrik BIOS dengan yang lain, dan
kadangkala dari satu versi BIOS dengan yang lain.
Tampilan Setup CMOS standar
Instruksi setup CMOS dapat diperoleh pada buku panduan motherboard yang
digunakan. Salah satu tampilan setup konfigurasi tertentu Melalui tampilan ini, nilai konfigurasi yang diinginkan dapat dimasukkan kedalam
registrasi CMOS. Kursor pada tampilan dapat dipindahkan dari satu item menuju
item yang lain menggunakan tombol kontrol kursor pada keyboard. Tampilan
setup CMOS yang standar meliputi parameter operasi dasar yang perlu diatur
agar sistem berjalan baik. Fitur BIOS ini cukup umum bagi semua PC.
Data yang biasa dikonfigurasi antara lain tanggal, waktu, hard disk, drive A, drive
B, video dan halt on (berhenti). Setiap item ini akan dijelaskan pada daftar
berikut:
 Drive A: dan Drive B:
Dua bagian ini mengidentifikasi tipe dari floppy disk drive menggunakan
pilihan yang ada. Misalnya di sini, hanya ada satu drive, sebuah floppy
drive 3.5 in. High Densitiy 1.44-MB. Kosong untuk Drive B: karena tidak
ada yang terpasang.
 Video
Bagian ini mengidentifikasi video adapter. Pilihan yang ada disini sangat
terbatas dan pilihan EGA/VGA telah menjadi standar sejak 1990.
Sementara VGA, SVGA, atau lainnya yang lebih canggih, semua video
adapter keluaran setelah 1990 akan mendukung perintah dasar VGA
pada BIOS yang telah dibangun dalam sistem BIOS.
 Halt On
Ini adalah bidang yang paling akhir dapat diisi definisinya oleh user dalam
layar standar CMOS. Pilihan di sini menyediakan respon sistem tertentu
atas kesalahan-kesalahan. Dengan begitu permasalahan kesalahan
dapat dilaporkan sebelum data hilang.
Sebagai tambahan, kotak infomasi pada bagian sudut kanan bawah layar
memiliki tampilan yang dapat didefinisikan oleh non-user yang memberi informasi
atas konfigurasi memori total pada sistem.
Tampilan setup fitur BIOS dan fitur chipset
Fungsi ini menyediakan fitur lebih canggih (advanced) untuk mengatur kegiatan
sistem. Tampilan setup ini adalah tempat dimana sistem hardware dapat diatur
untuk meningkatkan performa. Fitur disable dan enable untuk advanced
troubleshooting juga dapat digunakan. Kecuali ada alasan tertentu untuk
merubahnya, fitur tersebut sebaiknya dibiarkan pada setingan defaultnya.
Hal penting pada tampilan BIOS Features Setup adalah memberikan urutan boot
sistem ditampilkan. Sebagai contoh, pada sistem yang lebih baru lebih baik
melakukan boot dari hard drive atau CD-ROM daripada dari floppy drive 3.5 in.
Seperti dilakukan pada sistem yang lebih lama.
Chipset Feature Setup
Pada materi sebelumnya disebutkan bahwa chipset mengatur memori, sistem
cache, prosesor, dan bus I/O. Karena kecenderungan untuk men-disable
pengaturan ini, maka pilihan pertama fitur ini adalah Automatic Configuration dengan seting default diaktifkan. Disarankan pilihan default dibiarkan pada posisi
Enabled kecuali ada alasan bagus untuk melakukan disable. Fitur sisanya tidak
dikonfigurasi secara otomatis.
Power management
Bagian ini membicarakan mengenai manajemen energi atau power management.
Seperti pada layar setup lainnya, instruksi pada lingkungan ini dapat ditemukan
pada bagian yang berhubungan pada panduan motherboard. Gunakan fitur
seting yang terdapat pada tampilan Power Management Setup.
Fitur ini digunakan untuk mengatur pilihan power management untuk peralatan di
dalam komputer. Fitur ini dapat di-enable untuk mengatur peralatan yang akan
diatur menjadi mode sleep atau suspend. Namun, hati-hati bahwa beberapa
software aplikasi dan sistem operasi mungkin tidak sesuai dengan komponen
yang dimatikan, dimana software mungkin tidak mengenali peralatan dengan
semestinya. Bila hal ini terjadi fitur power management dapat di-disabled.
PnP/PCI Configuration Setup
Tampilan konfigurasi Plug and Play (PnP) dan Peripheral Component
Interconnect (PCI) berisi pengaturan fitur yang berguna untuk mengatur sistem
bus I/O dan alokasi IRQ dan DMA untuk ISA dan peralatan PCI PnP.
Agar PnP berjalan, alat atau adapter harus dipasang, didukung oleh BIOS dan
sistem operasi.
Satu fitur yang penting pada bagian ini adalah seting “Resource Controlled By”.
Ketika diset default menjadi Automatic Configuration, BIOS akan secara otomatis
mengatur gangguan dan saluran akses memori langsung pada I/O bus untuk
peralatan PnP untuk menghindari konflik dengan legalitas apapun, non-PnP,
peralatan ISA. Terdapat catatan bahwa kadangkala IRQ atau DMA harus
ditentukan secara manual untuk papan PnP tambahan atau kartu adapter yang
tidak sesuai.Pada kasus ini, sumber tersebut harus dikeluarkan dari penanganan Bios.
Tampilan integrated peripheral dan fixed disk detection
Bagian ini akan membicarakan mengenai fitur setup BIOS yang digunakan untuk
mengkonfigurasi dukungan integrated peripheral. Integrated peripheral meliputi
peralatan seperti floppy onboard dan control hard drive, control USB, serial port,
paralel port, dan chip sound card.
Pada fitur ini diatur untuk semua peripheral pada mode Auto, dengan harapan
ketika digunakan, komputer mengizinkan BIOS mengelurakan perintah drive IDE
yang tepat untuk menentukan mode dukungan hard drive. Hal ini selalu menjadisaran pilihan. Fitur pengaturan USB digunakan untuk mengaktifkan (enable) atau
menonaktifkan (disable) chip pengonrol port USB pada motherboard.

Share:

0 comments:

Post a Comment

BTemplates.com

Blog Archive

Powered by Blogger.

Blog Archive